Rabu, 03 Juni 2009

Pembesaran Prostat Jinak

Hati – hati jika anda pria berumur 50 tahun yang akhir – akhir ini mengeluh buang air kecil tidak lancar. Segeralah periksa kedokter barangkali anda mengidap pembesaran prostat jinak atau BPH.

BPH ( Benign Prostate Hyperplasia ) adalah tumor jinak yang mengenai kelenjar prostat pada kaum pria. Penyakit ini sudah lama dikenal sejak peradaban Mesir kuno. Pada jaman Hypocrates penyakit ini juga sudah dibahas sebagai gangguan kencing yang sulit disembuhkan pada pria berumur. Sampai dengan abad ke 17 sesudah masehi masyarakat masih pesimis terhadap akibat BPH ini sehingga terdapat pameo yang menyatakan bila seorang pria mulai mengencingi kakinya maka berarti dia sudah memulai suatu tahap akhir dari perjalanan hidupnya.

Prostat merupakan salah satu kelenjar reproduksi pria yang menghasilkan cairan dan dikeluarkan bersama cairan semen lain pada saat ejakulasi. Organ ini terletak di bawah kandung kencing dan melingkari urethra atau saluran kencing bawah. Bila ditinjau dari jenis penyakit yang mengenai kelenjar prostat maka BPH merupakan penyakit prostat yang paling sering dijumpai sekitar 80 %, kemudian disusul kanker prostat sebesar 18 % dan sisanya 2 % berupa prostatitis. Studi autopsy di luar negeri menunjukkan bahwa 50 % pria berumur 51 – 60 tahun didapatkan BPH.

Penyebab pasti terjadinya BPH sampai sekarang belum diketahui, yang jelas bahwa prostat sangat tergantung pada hormone androgen dan proses penuaan ( ageing ). Semakin tua seorang pria makin besar kemungkinan menderita BPH. Tetapi tidak semua pria yang mengalami pembesaran prostat akan timbul gejala gangguan kencing. tergantung pembesaran prostat itu menekan saluran kencing atau tidak. Gejala BPH dapat berupa pancaran kencing yang melemah dan mengecil, harus menunggu untuk kencing, kencing terputus-putus, menetes pada akhir kencing, terasa ada sisa setelah kencing, sulit menahan kencing, terasa nyeri bila kencing atau sering terbangun malam hari untuk kencing. Kumpulan gejala ini yang sekarang dikenal sebagai Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS).

Kalau sudah timbul gejala seperti diatas hampir dipastikan kualitas hidup penderita akan menurun, penderita jadi susah tidur, aktivitas terganggu dan jika dibiarkan terus menerus akan menimbulkan bermacam-macam komplikasi seperti tidak bisa kencing ( retensio urine ), timbul batu di saluran kencing, infeksi saluran kencing, kerusakan kandung kencing, ureter dan ginjal, timbul hernia dan ambein ( hemoroid ).

Konsultasi Ke Dokter Spesialis Urologi

Pertanyaan yang sering timbul adalah bisakah BPH dicegah ? Sampai sekarang belum ada obat yang terbukti secara ilmiah mampu mencegah timbulnya BPH seperti halnya penyakit pikun atau ketuaan. Pada saat konsultasi, dokter akan menanyakan perubahan pola kencing yang terjadi. Kemudian dalam rangka menentukan perlu tidaknya terapi, memilih cara terapi serta evaluasi hasil terapi maka telah dikembangkan sistim skoring dari gejala prostat yang di sebut IPSS ( International Prostate Symptom Score ). Skoring ini dapat dilakukan sendiri oleh penderita dan bila perlu dapat diberi penjelasan oleh dokter tentang pernyataan yang tertera pada formulir ( lihat tabel IPSS ).

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik yang teliti dan melakukan colok dubur dengan jari tangan untuk meraba pembesaran prostat serta mencari kemungkinan adanya kanker prostat. Selain itu ada pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan yaitu PSA ( Prostate Specific Antigen ) suatu glikoprotein yang merupakan pertanda pada kanker prostat. Apabila fasilitas memungkinkan dokter akan meminta untuk dilakukan pemeriksaan pancaran kencing Uroflowmetri . dan USG prostat melalui dubur (TRUS = Transrectal Ultrasonography ) Jika dicurigai adanya kanker prostat maka perlu dilakukan pengambilan jaringan ( biopsi ) prostat.

Pengobatan BPH

Tidak semua penderita BPH memerlukan terapi medic tergantung pada berat ringannya keluhan serta tanda- tanda klinis penderita. Penderita dengan keluhan ringan hanya memerlukan pengawasan berkala setiap 3-6 bulan. Untuk mengurangi keluhan kencing dokter akan menyarankan perubahan gaya hidup dalam hal makanan dan minuman seperti mengurangi minum pada malam hari atau pada acara-acara tertentu yang penting bagi penderita sehingga tidak mengganggu aktivitas, menghindari minum kopi, the, coklat, alkohol atau minuman yang bersifat pelancar kencing ( diuretika ), konsumsi obat influenza harus diwaspadai karena akan memperberat keluhan kencing serta jangan menahan kencing terlalu lama. Penderita dengan keluhan sedang dapat diberikan obat herbal / phytoterapi, golongan obat alfa blocker atau golongan penghambat enzim 5 alfa reduktase harus dengan resep dokter karena ada efek sampingnya. Apabila keluhan sudah berat, pemberian obat-obatan tidak menunjukkan perbaikan atau sudah timbul komplikasi maka dokter urologi akan menyarankan terapi operasi yaitu dapat dengan cara pembedahan terbuka, endourologi atau invasive minimal. Pembedahan terbuka sekarang ini jarang dilakukan karena resiko yangbesar dan membutuhkan rawat inap yang lama.

Operasi Endourologi

Operasi endourologi pada prostat secara transurethra dapat dilakukan dengan memakai tenaga elektrik atau laser. Metode yang dilakukan berupa reseksi ( pengerokan prostat/ TURP= Transurethral Resection of the Prostate ), Incisi atau elektrovaporisasi prostat.

Saat ini yang sering dilakukan dan menjadi “gold standard” dari operasi prostat adalah pengerokan prostat secara transuretra ( TURP ). Keunggulan tehnik ini adalah tidak memerlukan irisan pada kulit perut sehingga rasa nyerinya kurang, waktu rawat inap yang lebih cepat (4-7 hari) dan memberikan hasil yang tidak jauh berbeda dengan pembedahan terbuka. Efek samping yang timbul setelah operasi dapat berupa kencing keluar tanpa disadari ( inkontinensia urine ), impotensia ( disfungsi ereksi ), ejakulasi retrograde, penyempitan urethra ( striktur uretra ), stenosis leher kandung kencing dan prostat yang kambuh kembali. Efek samping ini dapat diminimalisir jika dikerjakan oleh tenaga ahli yang terlatih dan pengobatan yang teratur.

Invasif Minimal

Saat ini sedang dikembangkan tindakan invasive minimal yang terutama ditujukan untuk penderita yang mempunyai resiko tinggi terhadap operasi diantaranya TUNA ( Transurethral Needle Ablation ), TUBD ( Transurethral Ballon Dialtation ), prostat stent, kryoterapi, TUMT ( Transurethral Microwave Therapy ), HIFU ( High Intensity Focused Ultrasound )

Tehnik TUNA menggunakan frekuensi radio 490 khz yang menimbulkan panas sampai dengan 120 °C. Dengan alat khusus dimasukkan melalui urethra dan ditusukkan ke prostat. Energi panas yang timbul mengakibatkan nekrosis jaringan prostat. Keuntungan tehnik ini penderita tidak memerlukan pembiusan umum cukup dengan pembiusan local/topical sehingga tidak memerlukan rawat inap di Rumah Sakit. Setelah menjalani prosedur ini kadang penderita masih mengeluh tidak bias kencing, nyeri kencing, hematuri, infeksi tetapi hal ini dapat diatasi dengan pengobatan yang rutin ke dokter urologi.

Jangan Sepelekan Nyeri Pinggang

Selama ini nyeri pinggang sering dianggap hal yang remeh oleh sebagian orang, padahal itu merupakan salah satu gejala penyakit batu saluran kencing yang bila dibiarkan berlarut-larut dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal.
Timbulnya batu bisa disepanjang saluran kencing mulai dari ginjal, ureter, kandung kencing bahkan bisa mencapai uretra, terutama pada lokasi terhambatnya aliran kencing.
Batu saluran kencing sebagian besar tersusun atas komponen kristal matrix ( bahan organik ) yang terbentuk pada keadaan air kencing supersaturasi. Terbentuknya batu bisa disebabkan banyak faktor seperti gangguan metabolisme, infeksi, anatomi saluran kencing yang tidak normal, gangguan fungsi dan keadaan lain yang masih belum diketahui ( idiopatik ). Sedangkan faktor resiko yang mempermudah terbentuknya batu di saluran kencing adalah faktor genetik ( keturunan ), geografi ( beberapa daerah dengan temperatur dan kelembaban tertentu mempunyai angka kejadian batu saluran kencing yang tinggi ), diet yang banyak mengandung kalsium dan oksalat, pekerjaan ( banyak dijumpai pada orang yang kurang aktivitas / banyak duduk ).
Biasanya keluhan penderita batu saluran kencing tergantung letak dan ukuran batu serta komplikasi yang terjadi. Pada batu ginjal dan ureter, keluhan yang paling dirasakan adalah nyeri pinggang. Nyeri ini bisa berupa nyeri kolik atau bukan kolik. Nyeri kolik dirasakan sebagai nyeri yang hebat, hilang timbul dan tidak jarang diikuti dengan keluhan mual muntah. Ini terjadi karena spasmus otot polos sistem kaliseas ataupun ureter akibat gerakan peristaltiknya terhambat oleh batu.
Sedangkan nyeri bukan kolik terjadi akibat peregangan kapsul ginjal karena ada infeksi atau hidronefrosis. Apabila batu di ureter bagian distal (bawah), penderita akan mengeluh nyeri biji pelir (testis) pada laki-laki dan labia mayora pada wanita, nyeri kencing atau sering kencing. Kadang penderita juga mengeluh kencing keluar darah, hal ini terjadi karena pergerakan batu yang menyebabkan luka di saluran kencing.
Gejala demam pada penderita batu saluran kencing harus dicurigai adanya proses infeksi (urosepsis) yang merupakan kegawatdaruratan di bidang urologi.
Batu yang terletak di kandung kencing akan menyebabkan nyeri pada saat kencing atau kencing tiba-tiba terhenti kemudian lancar kembali dengan perubahan posisi. Pada anak laki-laki seringkali mengeluh nyeri pada ujung penis sehingga sering menarik atau menggosok-gosokkan kemaluannya.
Keluhan yang dirasakan penderita dengan batu yang terletak di uretra (saluran kencing bagian bawah) berupa kencing yang tiba-tiba berhenti sampai terjadinya retensi urin ( air kencing terkumpul dikandung kencing melebihi kapasitas maksimal dari kandung kencing). Apabila sudah timbul gejala-gejala seperti diatas sebaiknya konsultasikan ke dokter ahli urologi.

Macam-macam Terapi Batu Saluran Kencing
Secara garis besar, indikasi untuk pengobatan batu saluran kencing adalah jika batu tersebut telah menimbulkan sumbatan dan infeksi pada saluran kencing. Batu dapat dikeluarkan dari saluran kencing dengan cara medikamentosa, pembedahan terbuka, laparoskopi, endourologi atau ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy).
Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang bisa keluar spontan ( ukuran < 4 mm ), tanpa ada sumbatan atau tanpa infeksi saluran kencing.
Pembedahan laparoskopi menggunakan alat khusus laparoskop dengan irisan kecil di kulit. Saat ini bedah laparoskopi sedang dikembangkan untuk mengambil batu yang terletak di ureter.
Sedangkan pembedahan terbuka dikerjakan atas indikasi tertentu atau pada rumah sakit yang belum mempunyai fasilitas endourologi, laparoskopi atau ESWL.
Terkadang penderita harus menjalani pengangkatan ginjal (nefrektomi) karena ginjalnya sudah tidak berfungsi, berisi nanah, korteknya sudah tipis atau mengalami pengkerutan akibat sumbatan atau infeksi menahun.
Endourologi adalah tindakan di bidang urologi secara invasif minimal untuk mengeluarkan batu saluran kencing dengan menghancurkan batu memakai alat khusus yang dimasukkan melalui uretra atau melalui irisan kecil pada kulit. Keuntungan tindakan ini adalah rasa nyerinya kurang, penyembuhan lebih cepat dan waktu rawat inap lebih singkat. Tindakan endourologi antara lain PNL, URS dan lithotripsi. Energi yang digunakan untuk memecah batu adalah energi mekanik, laser, ultrasonik atau pneumatik.
PNL ( Percutaneous Nephrolithotomy/ PCNL ) yaitu tindakan mengeluarkan batu ginjal dengan memasukkan alat nephroscopes melalui irisan kecil pada kulit punggung kemudian batu dipecah atau dikeluarkan menjadi bagian kecil-kecil.
URS ( Ureterorenoscopic ) yaitu tindakan mengeluarkan batu ureter dengan memasukkan alat URS dari uretra masuk ke ureter samapi ke ginjal kemudian memakai energi seperti diatas batu dipecah menjadi bagian kecil-kecil sehingga dapat keluar melalui saluran kencing.
Lithotripsi yaitu tindakan memecah batu dikandung kencing atau uretra dengan alat litotriptor yang dimasukkan melalui uretra.
ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lihotripsy) adalah memecah batu dengan gelombang kejut suara. Tindakan ini tidak memerlukan pembiusan atau tindakan invasif.

Tindakan Pencegahan
Tindakan pengambilan batu / operasi bukanlah akhir dari terapi batu saluran kencing. karena kurang lebih 50 % penderita akan timbul batu lagi ( kambuh ) dalam waktu 5 tahun apabila tanpa tindakan pencegahan.
Tips Pencegahan :
- Minum 3-4 liter air tiap hari
- Diet untuk mengurangi kadar zat komponen pembentuk batu.
- Olah raga secara teratur.
- Minum obat sesuai resep dokter.

Fraktur Penis

Beberapa saat yang lalu datang seorang pasien laki-laki ketempat praktek, dengan malu-malu dia menceritakan keluhannya yaitu pada saat berhubungan intim dengan istrinya, tiba-tiba terdengar bunyi “ krek “ dan mengeluh nyeri serta bengkak di kemaluannya. Setelah dilakukan pemeriksaan , pasien didiagnosa menderita fraktur penis dan disarankan untuk segera operasi

Apakah Fraktur Penis itu ?

Fraktur penis adalah robeknya tunika albuginea penis ( salah satu selaput pembungkus penis ) yang terjadi sewaktu penis dalam keadaan ereksi. Pada saat ereksi, lapisan tunika albuginea menjadi tipis dan elastisitasnya berkurang. Jika saat ereksi tersebut penis dibengkokkan atau mendapat cedera tumpul ( tertekuk secara tidak sengaja pada saat berhubungan sex ) yang melebihi elastisitasnya maka akan terjadi robekan pada tunika albuginea.

Kejadian fraktur penis amat jarang. Di RSUD dr Soetomo Surabaya selama kurun waktu 3 tahun ( 2002-2005 ) hanya didapatkan 5 kasus, 4 pasien karena berhubungan sex dan 1 pasien akibat masturbasi. Gejala yang timbul biasanya terdengar suara retakan pada penis dan diikuti rasa nyeri, penis berangsur-angsur melemas, bengkok dan membiru.

Apabila anda mengalami hal ini segeralah berobat ke dokter mengingat komplikasi yang bisa timbul seperti infeksi, ereksi menjadi bengkok dan timbul rasa nyeri saat ereksi tentunya ini akan mengurangi kualitas hidup pasien terutama saat berhubungan intim dengan pasangannya. Apabila keluhannya minimal dokter akan memberikan terapi obat-obatan antibiotika, anti inflamasi, sedatif, kompres dingin, bebat tekan dan elevasi penis. Tetapi saat ini beberapa ahli bedah urologi lebih memilih untuk segera melakukan pembedahan dengan cara menjahit bagian yang robek. Hal ini dapat mengembalikan kemampuan ereksi seperti semula.